Popular posts

On Monday, March 11, 2013

Kita tahu bahwa beliau dilukai kepalanya, ditanggalkan giginya, lututnya berdarah karena lemparan batu, tubuhnya dilumuri kotoran, rumahnya dilempari kotoran ternak. Beliau di hina, dan disiksa dengan keji.Saat beliau berdakwah di Thaif, tak ada yang didapatkan kecuali hinaan dan pengusiran yang keji. Ketika Rasulullah menyadari usaha dakwahnya itu tidak berhasil, beliau memutuskan untuk meninggalkan Thaif. Tetapi penduduk Thaif tdk membiarkan beliau keluar dg aman, mereka terus mengganggunya dengan melempari batu dan kata-kata penuh ejekan. Lemparan batu yang mengenai Nabi demikian hebat, sehingga tubuh beliau berlumuran darah.

Dalam perjalanan pulang, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjumpai suatu t4 yang dirasa aman dr gangguan orang-orang jahat tersebut. Di sana beliau berdoa begitu mengharukan dan menyayat hati. Demikian sedihnya doa yang dipanjatkan Nabi, sehingga Allah mengutus malaikat Jibril untuk menemuinya. Setibanya di hadapan Nabi, Jibril memberi salam seraya berkata,
"Allah mengetahui apa yang telah terjadi padamu dan pada orang-orang ini.Allah telah memerintahkan malaikat di gunung-gunung untuk menaati perintahmu."
 Sambil berkata demikian, Jibril memperlihatkan para malaikat itu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Kata malaikat itu:


 "Wahai Rasulullah, kami siap untuk menjalankan perintah tuan. Jika tuan mau, kami sanggup menjadikan gunung di sekitar kota itu berbenturan, sehingga penduduk yang ada di kedua belah gunung itu akan mati tertindih. Atau apa saja hukuman yang engkau inginkan, kami siap melaksanakannya." 
 Mendengar tawaran malaikat itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, dengan sifat kasih sayangnya berkata,
"Walaupun mereka menolak ajaran Islam, saya berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat nanti akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya."

Ketika Makkah berhasil ditaklukkan, beliau berkata kepada orang-orang yang pernah menyiksanya, 
"Bagaimanakah menurut kalian, apakah yang akan kulakukan terhadapmu?"
Mereka menangis dan berkata, 
" Engkau adalah saudara yang mulia, putra saudara yang mulia."
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Pergilah kalian! Kalian adalah orang-orang yang dibebaskan. Semoga Allah mengampuni kalian." (HR. Thabari, Baihaqi, Ibnu Hibban, dan Syafi'i).

 Abu Sufyan bin Harits, sepupu beliau, lari dengan membawa semua anak-anaknya karena pernah menyakiti Rasulullah, maka Ali bin Abi Thalib ra, bertanya kepadanya,
"Hai Abu Sufyan, hendak pergi kemanakah kamu?"

Ia menjawab, 
"Aku akan keluar ke padang sahara. Biarlah aku dan anak-anakku mati karena lapar, haus, dan tidak berpakaian." 
Ali bertanya,
"Mengapa kamu lakukan itu?" 
Ia menjawab,
"Jika Muhammad menangkapku, niscaya dia akan mencincangku dengan pedang menjadi potongan-potongan kecil."
Ali berkata,
"Kembalilah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya dengan mengakui kenabiannya dan katakanlah kepadanya sebagaimana yang pernah dikatakan oleh saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf, Demi Allah,sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami dan sesungguhnya kami a/ orang-orang yang bersalah (berdosa).QS.Yusuf : 91

Abu Sufyan pun kembali kepada Rasulullah & berdiri di dekat kepalanya,lalu mengucapkan salam kepada beliau seraya berkata,
"Wahai Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan engkau atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa). (QS Yusuf: 91).
Rasulullah pun menengadahkan pandangannya, sedang air matanya membasahi pipinya yang indah hingga membasahi jenggotnya. Rasulullah menjawab dengan menyitir firman-Nya,... Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu.
Mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (QS. Yusuf: 92).
Imam Bukhari meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya,
"Bacakan Al-Qur'an kepadaku".
Ibnu Mas'ud melihat ke arah beliau, dan terlihatlah olehnya bahwa beliau sedang menangis.

Dalam kisah ini kita memperoleh pelajaran berharga, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam sangat mencintai umat manusia. Beliau sangat mengharapkan agar orang-orang kafir itu beriman. Karena balasan kekafiran adalah neraka yang menyala-nyala. Rasulullah sendiri pernah melihat neraka. Dia melihat sungguh mengerikan neraka itu. Hingga ketika menyadari hal itu, mengalirlah airmatanya dengan deras.

Abu Dzar ra, meriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, bahwa beliau mendirikan shalat malam, sambil menangis dengan membaca satu ayat yang diulang-ulangi, yaitu, 
"Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adaalah hamba-hamba Engkau juga". (QS. Al-Maidah: 118).
 Dan diriwayatkan saat hari kiamat tiba, beliaulah orang yang pertama kali dibangkitkan. Yang diucapkan pertama kali adalah,'Mana umatku? Mana umatku? Mana umatku? Beliau ingin masuk surga bersama-sama umatnya. Beliau kucurkan syafaat kepada umatnya sebagai tanda kecintaan beliau terhadap mereka. Beliau juga sering berdoa, Allahumma salimna ummati. Ya Allah selamatkan umatku. Keadaan diri Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam digambarkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dalam firman-Nya, Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap oramh-orang mukmin(QS. at-Taubah: 129)
Alangkah buruknya akhlak kita bila tak mencintai Rasulullah, sebagaimana Rasulullah mencintai, berkorban untuk kita, dan meneteskan airmatanya untuk kita. Disini, apakah kita hanya berdiam diri saat Nabi dihina, seolah kita bukan lagi umatnya. Apakah kita rela Nabi berdakwah seorang diri dan kemudian dilempari batu hingga berdarah-darah, sementara umatnya yang begitu banyak hanya bisa berdiam diri? Tangisan Rasulullah hendaknya menjadi pengingat kita,untuk lebih mencintainya.

Wallahua’lam bisshowab


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments