- Home »
- Kisah Sang Panglima »
- Perjuangan Rasulullah dan Kecintaannya kepada Ummat
On Monday, March 11, 2013
Kita tahu
bahwa beliau dilukai kepalanya, ditanggalkan giginya, lututnya berdarah karena
lemparan batu, tubuhnya dilumuri kotoran, rumahnya dilempari kotoran ternak.
Beliau di hina, dan disiksa dengan keji.Saat beliau berdakwah di Thaif, tak ada
yang didapatkan kecuali hinaan dan pengusiran yang keji. Ketika Rasulullah
menyadari usaha dakwahnya itu tidak berhasil, beliau memutuskan untuk
meninggalkan Thaif. Tetapi penduduk Thaif tdk membiarkan beliau keluar dg aman,
mereka terus mengganggunya dengan melempari batu dan kata-kata penuh ejekan.
Lemparan batu yang mengenai Nabi demikian hebat, sehingga tubuh beliau
berlumuran darah.
Dalam
perjalanan pulang, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjumpai suatu t4
yang dirasa aman dr gangguan orang-orang jahat tersebut. Di sana beliau berdoa
begitu mengharukan dan menyayat hati. Demikian sedihnya doa yang dipanjatkan
Nabi, sehingga Allah mengutus malaikat Jibril untuk menemuinya. Setibanya di
hadapan Nabi, Jibril memberi salam seraya berkata,
"Allah mengetahui apa yang telah terjadi padamu dan pada orang-orang ini.Allah telah memerintahkan malaikat di gunung-gunung untuk menaati perintahmu."
Sambil berkata demikian, Jibril memperlihatkan
para malaikat itu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Kata
malaikat itu:
"Wahai Rasulullah, kami siap untuk menjalankan perintah tuan. Jika tuan mau, kami sanggup menjadikan gunung di sekitar kota itu berbenturan, sehingga penduduk yang ada di kedua belah gunung itu akan mati tertindih. Atau apa saja hukuman yang engkau inginkan, kami siap melaksanakannya."
Mendengar tawaran malaikat itu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam, dengan sifat kasih sayangnya berkata,
"Walaupun mereka menolak ajaran Islam, saya berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat nanti akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya."
Ketika
Makkah berhasil ditaklukkan, beliau berkata kepada orang-orang yang pernah
menyiksanya,
"Bagaimanakah menurut kalian, apakah yang akan kulakukan terhadapmu?"
Mereka
menangis dan berkata,
" Engkau adalah saudara yang mulia, putra saudara yang mulia."
Nabi
Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Pergilah kalian! Kalian adalah orang-orang yang dibebaskan. Semoga Allah mengampuni kalian." (HR. Thabari, Baihaqi, Ibnu Hibban, dan Syafi'i).
Abu Sufyan bin Harits, sepupu beliau, lari
dengan membawa semua anak-anaknya karena pernah menyakiti Rasulullah, maka Ali
bin Abi Thalib ra, bertanya kepadanya,
"Hai Abu Sufyan, hendak pergi kemanakah kamu?"
Ia
menjawab,
"Aku akan keluar ke padang sahara. Biarlah aku dan anak-anakku mati karena lapar, haus, dan tidak berpakaian."
Ali bertanya,
"Mengapa kamu lakukan itu?"
Ia menjawab,
"Jika Muhammad menangkapku, niscaya dia akan mencincangku dengan pedang menjadi potongan-potongan kecil."
Ali
berkata,
"Kembalilah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya dengan mengakui kenabiannya dan katakanlah kepadanya sebagaimana yang pernah dikatakan oleh saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf, Demi Allah,sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami dan sesungguhnya kami a/ orang-orang yang bersalah (berdosa).QS.Yusuf : 91
Abu
Sufyan pun kembali kepada Rasulullah & berdiri di dekat kepalanya,lalu
mengucapkan salam kepada beliau seraya berkata,
"Wahai Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan engkau atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa). (QS Yusuf: 91).
Rasulullah
pun menengadahkan pandangannya, sedang air matanya membasahi pipinya yang indah
hingga membasahi jenggotnya. Rasulullah menjawab dengan menyitir firman-Nya,...
Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu.
Mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (QS. Yusuf: 92).
Imam
Bukhari meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya,
"Bacakan Al-Qur'an kepadaku".
Ibnu Mas'ud melihat ke arah beliau, dan terlihatlah olehnya
bahwa beliau sedang menangis.
Dalam
kisah ini kita memperoleh pelajaran berharga, bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa Sallam sangat mencintai umat manusia. Beliau sangat mengharapkan
agar orang-orang kafir itu beriman. Karena balasan kekafiran adalah neraka yang
menyala-nyala. Rasulullah sendiri pernah melihat neraka. Dia melihat sungguh
mengerikan neraka itu. Hingga ketika menyadari hal itu, mengalirlah airmatanya
dengan deras.
Abu Dzar
ra, meriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, bahwa beliau
mendirikan shalat malam, sambil menangis dengan membaca satu ayat yang
diulang-ulangi, yaitu,
"Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adaalah hamba-hamba Engkau juga". (QS. Al-Maidah: 118).
Dan diriwayatkan saat hari kiamat tiba,
beliaulah orang yang pertama kali dibangkitkan. Yang diucapkan pertama kali
adalah,'Mana umatku? Mana umatku? Mana umatku? Beliau ingin masuk
surga bersama-sama umatnya. Beliau kucurkan syafaat kepada umatnya sebagai
tanda kecintaan beliau terhadap mereka. Beliau juga sering berdoa, Allahumma
salimna ummati. Ya Allah selamatkan umatku. Keadaan diri Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa Sallam digambarkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dalam
firman-Nya, Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri,
berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap oramh-orang
mukmin(QS. at-Taubah: 129)
Alangkah
buruknya akhlak kita bila tak mencintai Rasulullah, sebagaimana Rasulullah
mencintai, berkorban untuk kita, dan meneteskan airmatanya untuk kita. Disini,
apakah kita hanya berdiam diri saat Nabi dihina, seolah kita bukan lagi
umatnya. Apakah kita rela Nabi berdakwah seorang diri dan kemudian dilempari
batu hingga berdarah-darah, sementara umatnya yang begitu banyak hanya bisa
berdiam diri? Tangisan Rasulullah hendaknya menjadi pengingat kita,untuk lebih
mencintainya.
Wallahua’lam
bisshowab