Popular posts

On Monday, February 25, 2013


Kisah 1

'Abdurrahman bin Abu Bakar r.a. menceritakan bahwa ayahnya datang bersama tiga orang tamu hendak pergi makan malam dengan Nabi SAW. Kemudian mereka datang setelah lewat malam. Istri Abu Bakar bertanya,
"Apa yang bisa kau suguhkan untuk tamumu?" 
Abu Bakar balik bertanya,
"Apa yang kau miliki untuk menjamu makan malam mereka?" 
Sang istri menjawab,
"Aku telah bersiap-siap menunggu engkau datang." 
Abu Bakar berkata,
"Demi Allah, aku tidak akan bisa menjamu mereka selamanya." 
Abu Bakar mempersilakan para tamunya makan. Salah seorang tamunya berujar,
"Demi Allah, setiap kami mengambil sesuap makanan, makanan itu menjadi bertambah banyak. Kami merasa kenyang, tetapi makanan itu malah menjadi lebih banyak dari sebelumnya."

Abu Bakar melihat makanan itu tetap seperti semula, bahkan jadi lebih banyak, lalu dia bertanya kepada istrinya,
"Hai ukhti Bani Firas, apa yang terjadi?" 
Sang istri menjawab,
"Mataku tidak salah melihat, makanan ini menjadi tiga kali lebih banyak dari sebelumnya." 
Abu Bakar menyantap makanan itu, lalu berkata,
"Ini pasti ulah setan." 
Akhirnya Abu Bakar membawa makanan itu kepada Rasulullah SAW dan meletakkannya di hadapan beliau. Pada waktu itu, sedang ada pertemuan antara kaum muslimin dan satu kaum. Mereka dibagi menjadi 12 kelompok, hanya Allah Yang Maha Tahu berapa jumlah keseluruhan hadirin. Beliau menyuruh mereka menikmati makanan itu, dan mereka semua menikmati makanan yang dibawa Abu Bakar. (HR Bukhari dan Muslim)

Kisah 2

'Aisyah r.a. bercerita, 'Ayahku (Abu Bakar Shiddiq) memberiku 20 wasaq kurma (1 wasaq = 60 gantang) dari hasil kebunnya di hutan. Menjelang wafat, beliau berwasiat,
"Demi Allah, wahai putriku, tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai ketika aku kaya selain engkau, dan lebih aku muliakan ketika miskin selain engkau. Aku hanya bisa mewariskan 20 wasaq kurma, dan jika lebih, itu menjadi milikmu. Namun, pada hari ini, itu adalah harta warisan untuk dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuanmu, maka bagilah sesuai aturan Al-Qur'an."
Lalu aku berkata,
"Ayah, demi Allah, beberapapun jumlah harta itu, aku akan memberikannya untuk Asma', dan untuk siapa lagi ya?" 
Abu Bakar menjawab,
"Untuk anak perempuan yang akan lahir." (Hadis sahih dari `Urwah bin Zubair)

Menurut Al Taj al-Subki, kisah di atas menjelaskan bahwa Abu Bakar r.a. memiliki dua karamah. Pertama, mengetahui hari kematiannya ketika sakit, seperti diungkapkan dalam perkataannya,
"Pada hari ini, itu adalah harta warisan." 
Kedua, mengetahui bahwa anaknya yang akan lahir adalah perempuan. Abu Bakar mengungkapkan rahasia tersebut untuk meminta kebaikan hati `Aisyah r.a. agar memberikan apa yang telah diwariskan kepadanya kepada saudara- saudaranya, memberitahukan kepadanya tentang ketentuan-ketentuan ukuran yang tepat, memberitahukan bahwa harta tersebut adalah harta warisan dan bahwa ia memiliki dua saudara perempuan dan dua saudara laki-laki. Indikasi yang menunjukkan bahwa Abu Bakar meminta kebaikan hati 'Aisyah adalah ucapannya yang menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang ia cintai ketika ia kaya selain `Aisyah (putrinya). Adapun ucapannya yang menyatakan bahwa warisan itu untuk dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuanmu menunjukkan bahwa mereka bukan orang asing atau kerabat jauh.

Ketika menafsirkan surah Al-Kahfi, Fakhrurrazi sedikit mengungkapkan karamah para sahabat, di antaranya karamah Abu Bakar r.a. Ketika jenazah Abu Abu Bakar dibawa menuju pintu makam Nabi SAW., jenazahnya mengucapkan
"Assalamu alaika ya Rasulullah, Ini aku Abu Bakar telah sampai di pintumu." 
Mendadak pintu makam Nabi terbuka dan terdengar suara tanpa rupa dari makam,
"Masuklah wahai kekasihku."

Artikel ini adalah bagian dari buku Kisah Karomah Wali Allah karangan Syekh Yusuf bin Ismail an Nabhani.



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments