Archive for March 2013
Kisah tentang Rasulullah dan Seorang Anak Yatim di Madinah
Ini
kisah tentang Rasulullah dan seorang anak yatim di Madinah. Pada suatu pagi di
hari raya Idul Fitri, Rasulullah SAW bersama keluarganya dan beberapa
sahabatnya seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendo’akan para
muslimin dan muslimah agar merasa bahagia di hari raya itu. Alhamdulillah,
semua terlihat merasa gembira dan bahagia di Hari Raya Ied tersebut, terutama
anak-anak. Anak-anak bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan
mengenakan pakaian hari rayanya. Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di
sebuah sudut ada
seorang
gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu
yang telah usang. Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu
menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu.
Rasulullah kemudian meletakkan tangannya yg putih sewangi bunga mawar itu
dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya
dengan suaranya yang lembut :
“Anakku,
mengapa engkau menangis? Bukankah hari ini adalah hari raya?”
Gadis
kecil itu terkejut bukan kepalang. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan
melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita :
“Pada
hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama
orang tuanya dengan berbahagia. Semua anak-anak bermain dengan riang
gembiranya. Aku lalu teringat pada Ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika
itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikan aku sebuah gaun berwarna hijau
dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi
berperang bersama Rasulullah membela Islam dan kemudian ia meninggal. Sekarang
ayahku sudah tidak ada lagi Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku
tidak menangis untuknya, lalu untuk siapa lagi?”
Setelah
Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang
mendalam. Dengan penuh kasih sayang beliau membelai kepala gadis kecil itu
sambil berkata:
“Anakku,
hapuslah air matamu…Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan aku katakan
kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku Rasulullah menjadi ayahmu? Dan
apakah kamu juga ingin Ali menjadi pamanmu?. Dan apakah kamu juga ingin agar
Fatimah menjadi kakak perempuanmu?….dan Hasan dan Husein menjadi adik-adikmu?
dan Aisyah menjadi ibumu ?. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”
Begitu
mendengar kata-kata itu, ia langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan
penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya. Gadis yatim kecil itu sangat
tertarik pada tawaran Rasulullah SAW, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata
sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda
persetujuannya.
Gadis
yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah.
Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan
dan rambutnya disisir. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Gadis
kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan dan uang hari
raya. Lalu ia diantarnya gadis itu keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak
lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan
wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu ia berkata :
“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa
menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti
Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang paman, namanya Ali yang hatinya
begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatima Az`Zahra. Ia
menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sgt bahagia
dan bangga memiliki adik adik, hasan dan husein Aku juga kini memiliki seorang
ibu, namanya Aisyah, dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta
isinya.”
Maka
anak-anak yang sedang bermain dengannya sampai berkata: “Ah, seandainya
ayah-ayah kita mati terbunuh ketika perang itu tentu kita akan begitu.”Syahdan
tatkala Nabi saw meninggal dunia, anak kecil itu keluar seraya menaburkan debu
ke atas kepalanya meminta tolong sambil memekik: “Aku sekarang menjadi anak
asing dan yatim lagi.” Maka oleh Ali Bin Abi Thalib kw (dalam riwayat lain ABu
Bakar Ash Shiddiq ra) anak itu dipungutnya.
Perjuangan Rasulullah dan Kecintaannya kepada Ummat
Kita tahu
bahwa beliau dilukai kepalanya, ditanggalkan giginya, lututnya berdarah karena
lemparan batu, tubuhnya dilumuri kotoran, rumahnya dilempari kotoran ternak.
Beliau di hina, dan disiksa dengan keji.Saat beliau berdakwah di Thaif, tak ada
yang didapatkan kecuali hinaan dan pengusiran yang keji. Ketika Rasulullah
menyadari usaha dakwahnya itu tidak berhasil, beliau memutuskan untuk
meninggalkan Thaif. Tetapi penduduk Thaif tdk membiarkan beliau keluar dg aman,
mereka terus mengganggunya dengan melempari batu dan kata-kata penuh ejekan.
Lemparan batu yang mengenai Nabi demikian hebat, sehingga tubuh beliau
berlumuran darah.
Dalam
perjalanan pulang, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjumpai suatu t4
yang dirasa aman dr gangguan orang-orang jahat tersebut. Di sana beliau berdoa
begitu mengharukan dan menyayat hati. Demikian sedihnya doa yang dipanjatkan
Nabi, sehingga Allah mengutus malaikat Jibril untuk menemuinya. Setibanya di
hadapan Nabi, Jibril memberi salam seraya berkata,
"Allah mengetahui apa yang telah terjadi padamu dan pada orang-orang ini.Allah telah memerintahkan malaikat di gunung-gunung untuk menaati perintahmu."
Sambil berkata demikian, Jibril memperlihatkan
para malaikat itu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Kata
malaikat itu:
"Wahai Rasulullah, kami siap untuk menjalankan perintah tuan. Jika tuan mau, kami sanggup menjadikan gunung di sekitar kota itu berbenturan, sehingga penduduk yang ada di kedua belah gunung itu akan mati tertindih. Atau apa saja hukuman yang engkau inginkan, kami siap melaksanakannya."
10 Sahabat Rasulullah yang Dijamin Masuk Surga
Dari Said bin Zaid ra.
berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”10 orang pasti masuk surga. Abu
Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di
surga, Ali di surga, Az-Zubair, Thalhah, Abdurrahman bin ‘Auf, Zubair bin
Awwam ,Abu ‘Ubaidah ibnul Jarrah, Sa’d bin Abi Waqqash.”
(Said bin Zaid) terdiam dan
karena Rasulullah tidak menyebutkan yang ke-10. Ketika Said Bin Zaid menanyakan
siapakah yang ke-10, beliau menjawab bahwa orang itu adalah dirinya ( Said bin
Zaid ) sendiri. ” (HR At-Tirmizy)
(1) Abu Bakar as Siddiq ra.
Nama aslinya adalah Abdullah bin abi Quhafah. Usia beliau 63 tahun, sama
seperti Rasulullah saw. Dia termasuk orang yang pertama masuk
islam. Manusia terbaik setelah Rasulullah
saw. Mengemban kekhilafahan selama 2,5 tahun.
(2) Abu Hafs Umar bin
Khatab ra. Umar masuk islam di Mekah, dan mengikuti seluruh peperangan
bersama Rasulullah saw. Umar mengemban kekhalifahan selama 10 tahun 6,5
bulan. Terbunuh pada akhir DzulHijjah 23 Hijriyah, pada usia 63 tahun sesuai
dengan usia Rasulullah saw. Akan tetapi ada perselisihan pendapat tentang usia
beliau ini.
(3) Abu Abdullah Ustman bin
Affan ra. Utsman masuk islam pada awal datangnya islam di Mekah. Melakukan
hijrah 2 kali (Habasayah dan Medinah). Menikahi 2 puteri Rasulullah saw.
Mengemban kekhilafahan selama 12 tahun kurang 10 hari. Terbunuh
pada 18 Dzul Hijjah tahun ke-35 Hijriah ba’da Ashar. Saat itu ia
sedang puasa. Ia meninggal pada usia 82 tahun.
Hadist Arbain
HADITS PERTAMA
الحــديث الأول
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. [رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وأبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).