- Home »
- Kisah Para Sahabat »
- Umar bin Al-Khattab
On Saturday, October 12, 2013
Kekuasaan khalifah Umar pada masa puncaknya, 644
Pemimpin
Orang-Orang Beriman
(Amir Al-Mu'minin)
(Amir Al-Mu'minin)
Masa Kekuasaan : 23 Agustus 634 – 7 November 644
Nama lengkap : 'Umar bin al-Khattab
Gelar : - Al - Faruq
("Pemisah antara yang benar dan batil")
- Amir al-Mo`mineen ("Pemimpin Orang-Orang Beriman")
Lahir : c. 586 - 590 Makkah, Jazirah Arab
Meninggal : 7 November 644 Madinah, Jazirah Arab
Dimakamkan : Sebelah kiri makam Nabi Muhammad, Al-Masjid AL-Nabawi, Madinah
Pendahulu : Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pengganti : Utsman bin Affan
- Amir al-Mo`mineen ("Pemimpin Orang-Orang Beriman")
Lahir : c. 586 - 590 Makkah, Jazirah Arab
Meninggal : 7 November 644 Madinah, Jazirah Arab
Dimakamkan : Sebelah kiri makam Nabi Muhammad, Al-Masjid AL-Nabawi, Madinah
Pendahulu : Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pengganti : Utsman bin Affan
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar
bin Khattab (581-
November 644) (bahasa Arab:عمر ابن الخطاب) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang juga adalah khaifah kedua
Islam (634-644). Umar juga merupakan
satu di antara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi
petunjuk (Khuafaur Rasyidin).
Genealogi
Genealogi
Umar
dilahirkan di kota Makkah dari suku Bani Adi, salah satu
rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh
Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim, dari marga Bani Makhzum. Umar memiliki julukan yang
diberikan oleh Nabi Muhammad S.A.W. yaitu Al-Faruk yang berarti orang
yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Keluarga
Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang
pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal karena fisiknya
yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Biografi
Sebelum
memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh
penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyah Mekkah saat itu, Umar juga mengubur
putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang masih barbar. Setelah memeluk Islam di bawah Nabi Muhammad SAW, Umar dikabarkan menyesali
perbuatannya dan menyadari kebodohannya saat itu sebagaimana diriwayatkan dalam
satu hadits "Aku menangis ketika
menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku". Umar juga
dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa pada
masa pra-Islam (Jahiliyah), Umar suka meminum anggur. Setelah
menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuh akohol sama sekali, meskipun belum
diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.
Memeluk Islam
Kehidupan di Madinah
Ketika Nabi Muhammad SAW menyebarkan
Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya,
beberapa catatan mengatakan bahwa kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling
mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai
reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit
yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. Umar juga dicatat
sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya
untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad S.A.W.
Pada puncak
kebenciannya terhadap ajaran Nabi Muhammad S.A.W., Umar memutuskan untuk
mencoba membunuh Nabi Muhammad S.A.W., namun saat dalam perjalanannya ia
bertemu dengan salah seorang pengikut Nabi Muhammad S.A.W. bernama Nu'aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara
perempuan Umar telah memeluk Islam, ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad
S.A.W. yang ingin dibunuhnya saat itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan
pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk menghukum adiknya, diriwayatkan
bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca A-Qur'an surat Thoha ayat 1-8, ia semakin
marah akan hal tersebut dan memukul saudarinya. Ketika melihat saudarinya berdarah
oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat
ia lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa yang ia baca tersebut,
beberapa waktu setelah kejadian itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu saja
hal yang selama ini selalu membelanyani membuat hampir seisi Mekkah terkejut
karena seseorang yang terkenal paling keras menentang dan paling kejam dalam
menyiksa para pengikut Nabi Muhammad S.A.W. kemudian memeluk ajaran yang sangat
dibencinya tersebut, akibatnya Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia
menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama
ini diketahui selalu membelanya.
Kehidupan di Madinah
Pada tahun
622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad S.A.W. dan pemeluk Islam lain berhijrah (migrasi) (ke Yastrib dan sekarang Madinah) . Ia juga terlibat pada Perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke
Syria. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Nabi Muhammad
S.A.W. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada
masa itu karena selain reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-Islam,
juga karena ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad
S.A.W. dan ajaran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu
menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama mereka ia ikut menyiksa para
pengikutnya Nabi Muhammad S.A.W.
Wafatnya Nabi Muhammad
Pada saat
kabar wafatnya Nabi Muhammad S.A.W. pada 8 Juni 632 M (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah) di Madinah sampai
kepada umat Muslim secara keseluruhan, Umar dikabarkan sebagai salah seorang
yang paling terguncang atas peristiwa itu, ia menghambat siapapun memandikan
atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Akibat syok yang ia terima, Umar
berkeras bahwa Nabi Muhammad S.A.W. tidaklah wafat melainkan hanya sedang tidak
sadarkan diri, dan akan kembali sewaktu-waktu. Abu Bakar yang mendengar kabar bergegas
kembali dari Madinah, ia menjumpai Umar sedang menahan Muslim yang lain dan
lantas mengatakan ("Saudara-saudara, Barangsiapa mau
menyembah Nabi Muhammad S.A.W., Nabi Muhammad S.A.W. sudah meninggal dunia.
Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah
mati."). Abu Bakar
mengingatkan kepada para pemeluk Islam yang sedang terguncang, termasuk Umar
saat itu, bahwa Nabi Muhammad S.A.W., seperti halnya mereka, adalah seorang
manusia biasa, Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al Qur'an dan mencoba untuk mengingatkan
mereka kembali kepada ajaran yang diajarkan Nabi Muhammad S.A.W. yaitu kefanaan
makhluk yang diciptakan. Setelah peristiwa itu Umar menyerah dan membiarkan
persiapan penguburan dilaksanakan oleh Allah.
Masa kekhalifahan Abu Bakar
Pada masa
Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat
kepalanya. Setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai
khalifah kedua dalam sejarah Islam.
Menjadi khalifah
Selama pemerintahan
Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih
Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang
mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Paestina, Syiria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya
yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan
Islam dibawah pimpinan Umar.
Sejarah
mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertemuan Yarmuk yang
terjadi di dekat Dasmaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi
di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam
lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada Pertempuran Qadissiyah (tahun 636),
di dekat Sungai Eufrat. Pada
pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa'ad bin Abi Waqqash mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh
jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun
637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerussalem pasukan Islam akhirnya mengambil
alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta
Sophronius dan diundang untuk shalat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk
salat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian,
Masjid Umar didirikan ditempat ia salat.
Umar
melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat
kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru
ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia
memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum islam.
Umar dikenal
dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan
penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
Pada sekitar
tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan
keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Wafatnya
Umar bin
Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik pada saat ia
akan memimpin shalat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon
dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz
merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara
adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23
H/644 M. Setelah wafat, jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Semasa Umar
masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu :
- Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
- Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
- Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
- Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
- Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.
- Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya